Pertanyaannya adalah bagaimana kita sebagai bangsa Indonesia melakukan langkah selanjutnya ? Masih banyak banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan bangsa ini untuk melestarikan Batik sebagai warisan nenek moyang kita.
Kalau kita lihat para pejabat pemerintah Filipina mengenakan pakaian khasnya Barong Tagalog dalam setiap acara kenegaraan maka kita seharusnya malu karena kita belum melakukan aksi nyata misalnya mewajibkan setiap pejabat pemerintah dan aparatnya mengenakan batik setiap hari kerja.Ini bisa menjadi contoh yang baik. Atau jadikanlah Batik sebagai pakaian resmi kenegaraan bukan jas.
Ada contoh yang baik dilakukan oleh orang tua kita dulu terutama kaum wanitanya seperti Ibu Fatmawati, Ibu Tien Soeharto dan lain-lain yang selalu mengenakan kebaya bercorak batik dalam setiap kesempatan menemani suaminya bertugas. Tetapi sekarang, kita bisa menilainya sendiri.
Masalah yang berkaitan dengan batik adalah sulitnya mencari pengganti minyak tanah yang biasa dipakai dalam pemrosesan batik ( http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/2008/12/21/brk,20081221-152000,id.html ).
Perlu secara berkesinambungan dilakukan pameran, fashion show batik, menginventarisasi batik-batik yang ada di seluruh nusantara, promosikan secara besar-besaran musium batik sebagai tempat wisata dan pendidikan bagi generasi muda.
Fenomena batik yang tak pernah lekang dimakan zaman, memberikan kesan kuat di dunia fashion. Selama ini batik juga sudah menjelma sebagai salah satu warisan budaya yang mampu dijadikan identitas yang sangat menonjol. Meskipun, seiring bergulirnya waktu, batik mengalami sebuah transformasi motif hingga fungsi.
Dunia mengakui batik, bagaimana dengan kita sebagai yang diwariskan oleh nenek moyang ? Membiarkan saja, apa kata dunia.....
oggix.com : Free Shoutbox & Complete Blog Tools
EmoticonEmoticon