Generasi Muda NU Kecam Pelarangan Menara Masjid di Swiss

Selasa, 1 Desember 2009 | 15:03 WIB
AP PHOTO/KEYSTONE/LAURENT GILLIERON
Seorang lelaki menulis slogan pada minaret simbolis di Place Neuve, Geneva, Swiss, Senin (30/11), sebagai ungkapan protes atas hasil referendum sehari sebelumnya yang melarang pembangunan menara masjid baru di Swiss. Slogan itu bertuliskan "Maafkan Mereka! Kami Tidak Setuju dengan Larangan Itu! Hidup Toleransi".
TERKAIT:
Sumber : ANT

JAKARTA, KOMPAS.com - Generasi muda Nahdlatul Ulama (NU) mengecam tindakan pelarangan pembangunan menara masjid di Swiss karena dinilai melanggar hak asasi manusia (HAM) dan kebebasan beragama.

"Tindakan pelarangan itu bertentangan dengan HAM dan menjadi preseden buruk bagi kebebasan beragama. Kami mengecam tindakan diskriminatif seperti ini," kata Sekretaris Majelis Alumni Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Asrorun Niam Sholeh di Jakarta, Selasa (1/12).

Niam mengemukakan hal itu menanggapi hasil referendum rakyat Swiss tentang prakarsa pelarangan pembangunan menara masjid yang diajukan oleh komite independen yang mewakili berbagai partai politik sejak 8 Juli 2008.

Dalam referendum yang berlangsung Minggu (29/11), lebih dari 57 persen rakyat Swiss mendukung larangan itu. Usulan larangan itu juga didukung oleh provinsi-provinsi utama, sehingga akan disahkan sebagai Undang-undang.

Niam mengatakan, sikap rasis dan diskriminatif yang ditunjukkan sebagian masyarakat Swiss membuktikan bahwa di negara maju sekalipun masalah diskriminasi dan toleransi masih menjadi barang mahal.

Untuk itu, Niam meminta kepada seluruh elemen masyarakat bersikap peduli dan berjuang agar pelanggaran HAM seperti di Swiss dapat dihentikan. "Tindakan tersebut akan membahayakan prinsip kebebasan beragama yang menjadi inti dari deklarasi universal HAM, karenanya harus dihentikan," katanya.

Sebelumnya, Senin (30/11), Ketua Umum Pengurus Besar NU KH Hasyim Muzadi menyatakan kecewa dengan hasil referendum di Swiss tersebut.

"Ini patut disesalkan, menunjukkan kurang toleransinya masyarakat Swiss terhadap kebebasan beragama, di saat sikap saling menghormati berbagai agama sedang tumbuh di dunia," kata Hasyim yang juga Presiden Dewan Dunia Agama-agama untuk Perdamaian (World Council on Religions for Peace - WCRP) itu.

Previous
Next Post »
Show comments
Hide comments