Sayangilah Aku Hingga Ujung Waktu

Kalau kita berbicara tentang pernikahan, pasti semua mengharapkan yang

enak-enak atau kondisi ideal. Normal aja dong, kalau mengharapkan kriteria

ideal untuk calon pasangan hidupnya. Sang pemuda mengharapkan calon istri

yang cantik jelita, keluarganya tajir, pinter, akhlak mulia, sholehah, dll.

Begitu juga sang wanita ingin punya suami yang ganteng, kaya, sabar, pinter,

bertanggung jawab, setia, akhlaknya memikat, dan sebagainya. Coba bayangin

semua ini terjadi pada diri kita, wuah...surga dunia tuh! Siapa sih yang gak

mau, iya gak?

Saat kita lanjut usia, rambut mulai satu-persatu rontok, raga pun perlahan

rapuh dan sepuh, sang istri atau suami masih tetap setia mendampingi. Saat

di pembaringan, ada yang mijitin pundak hingga kitapun tertidur pulas. Saat

dingin menyerang rangkulan kekasih pun semakin erat, bersama saling menopang

saat kaki-kaki kita semakin melemah. Kalau sedih ada yang menghibur, saat

senang, apalagi, wuah...uendah nian.

Namun, menurut Hasan Al Banna, waktu itu adalah kehidupan, ia tak pernah

berhenti sesaatpun, seiring waktu berlalu, istri semakin keriput dan endut.

Tapi menurut sang suami, "Istriku masih yang tercantik," sementara suami pun

perutnya udah buncit, tapi menurut sang istri, "Engkaulah satu-satunya

Pangeran dalam istana hatiku."

Kebesaran Allah SWT pun selalu tampak di dalam rumah tangga. Setiap anggota

keluarga melakukan sholat berjamaah, qiyamullail, membaca Al Qur'an, tasbih,

tahmid, saling bertausyiah, bermaafan, menasehati, dan mengingatkan. Inilah

hasil dari sepasang anak manusia yang menikah karena ingin mengharapkan

ridho-Nya dan cita-cita Islam serta kemegahan ajaran-Nya. Inilah dia surga

yang disegerakan sebelum surga yang kekal abadi.

Semua diatas adalah harapan setiap pasangan. Namun, tak jarang juga

ditemukan dalam suatu keluarga yang terjadi adalah sebaliknya. Dari istri

yang dibilang gak pinter mengatur rumah tangga, menjaga anak, atau suami

yang selalu pulang malam tak peduli dengan anak dan istri, dan macam-macam

lagi. Kata nista, kata-kata yang nyelekit, tuduhan, makian bahkan saling

memukul, bisa juga terjadi pada sebuah keluarga, yang gini nih sepet banget!

Rumah tangga serasa bagai hidup di neraka, tak ada ketenangan apalagi kasih

sayang.

Emang ya, segala sesuatu itu bisa tak seindah bayangan semula. Ada

bunga-bunga indah, namun cukup banyak juga onak dan duri yang siap

menghadang. Karena itu, berbagai masalah kehidupan dalam lembaga pernikahan

harus dihadapi secara realistis oleh setiap pasangan.

Apalagi hidup di zaman seperti sekarang ini memang tak mudah, namun Al

Qur'an memberikan arahan dalam kehidupan berumah tangga, *".... dan

musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik....** [QS Ath

Thalaaq: 6] *"..... *dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak

mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya,

terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah

dengan mereka secara patut. Kemudian, bila kamu tidak menyukai mereka, (maka

bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah

menjadikan padanya kebaikan yang banyak." **[QS An Nisaa': 19] *

Seperti gading, tak ada yang tak retak, begitu juga manusia, tak ada yang

sempurna. Setiap kita pasti ada kekurangannya, bisa saja seorang suami atau

istri terlihat mempunyai satu kekurangan, namun kalau dipikir-pikir lebih

banyak kelebihannya. Apakah kekurangannya saja yang diperhatikan oleh

pasangannya atau kedua-duanya dengan pertimbangan yang adil?

Konflik dalam kehidupan rumah tangga juga tak jarang menyebabkan banyak

pasangan kehilangan cinta yang dulunya mempersatukan mereka, dan Allah SWT

juga telah memberikan arahan yang jelas, *"Hai orang-orang mu'min,

sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi

musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu

memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya

Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." **[QS At Taghaabun: 14]*

Karena itu, sesungguhnya dalam kehidupan berkeluarga yang kita harapkan

adalah indahnya keampunan Allah dan surga-Nya, juga kasih sayang orang-orang

yang terdekat dengan kita, yang setiap hari saling membutuhkan, karena itu

'sayangilah aku (pasangan hidupmu) hingga ujung waktu.'

Wahai akhi wa ukhti fillah, mari kita saling mendoakan ya,

Semoga dengan kita mengambil panduan Al Qur'an dan sunnah Rasul-Nya serta

contoh teladan dari keluarga Rasulullah SAW, akan semakin banyak rumah

tangga yang tadinya kurang sakinah kembali menjadi sakinah, rumah tangga

yang sakinah menjadi lebih sakinah, dan insya Allah pula saudara-saudara

yang belum berumah tangga dikabulkan do'anya berupa pasangan hidup yang

sholeh atau sholehah, *aamiin allahumma aamiin.*

Wallahu alam bi showab,

Previous
Next Post »
Show comments
Hide comments