Survive !!!!

"Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah
kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari
siksa neraka". [QS. Al-baqarah/2: 201]

Rasulullah adalah manusia yang paling survive dalam sejarah kehidupan
ummat manusia, sejak bayi beliau telah ditinggal oleh sang ayah, usia 6
tahun ibunya menyusul, maka jadilah ia sebatang kara, hidup seorang diri
tanpa belaian kasih sayang dari ibu dan ayahnya, selanjutnya beliau
numpang di kediaman sang paman yakni Abu Thalib - ayah dari `Ali
karramallahu wajhah – dengan membantu menggembalakan kambing –
sebagai cikal-bakal kemampuan leadership skills –, episode
berikutnya saat usia + 12 tahun, beliau mulai ikut berdagang ke luar
kota – sebagai pemupuk jiwa entrepreneurship -, merupakan sebuah
lakon kehidupan yang seolah-olah penuh penderitaan dan kesengsaraan,
tetapi beliau jalani dengan survive tanpa cacat sedikitpun.

Beliau tidak sempat mengenyam pendidikan formal, seperti yang kita
rasakan sekarang ini, sehingga baca tulis saja pun beliau tidak mampu,
tetapi yang perlu di garis bawahi dalam masalah ini, beliau mengenyam
pendidikan nonformal yang hasilnya melampui jauh dibanding mereka yang
telah menempuh pendidikan formal, gelar yang tidak akan dikeluarkan oleh
universitas ternama sekalipun di seantero jagad ini, yaitu al amien,
dapat dipercaya yakni amanah dan jujur, sekaligus menunjukkan bahwa
beliau adalah manusia yang super cerdas.

Tidak seperti sekarang ini, sekalipun gelar sudah berderet-deret, bahkan
yang non formal sekalipun, akan tetapi beranikah mengeluarkan ijazah
kelulusan dengan gelar al amien? Dan gelar-gelar, baik yang didepan nama
maupun dibelakang nama bisakah disetarakan dengan al amien, apalagi
gelar itu bukan dari lembaga formal, tapi langsung masyarakat yang
memberinya, walaupun begitu, belaiu tidak perlu menuliskan sendiri
gelarnya sebelum atau sesudah menulis nama, karena biarlah masyarakat
yang akan tetap langgeng memberikan gelar tersebut.

Apa dibalik survive beliau? Ini yang mestinya harus digali oleh para
sejarawan, termasuk para ahli diberbagai bidang kelimuan kini,
pendidikan moralitas, jiwa entrepreneur, leadership skill, sekaligus
peran professional setiap lini kehidupan ummat manusia, beliau adalah
manusia professional dibidangnya, memiliki kecakapan dalam setiap amanah
yang diberikan kepadanya, sekaligus jiwa pantang menyerah dan putus asa
dalam menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan yang mendera.

Kemandirian beliau sejak usia belia, merupakan suatu yang harus
diteladani kaum muslimin, survive dalam menghadapi kesulitan, cerdas
dalam rangka mencari solusi dari berbagai kesulitan hidup,
ditengah-tengah persaingan yang semakin kompetitif, disamping tidak
melupakan aspek moralitas, dan menghalalkan segala cara atau asal dapat,
kredibilitas dan akuntabilitasnya dapat diandalkan, sebagai kepala tidak
pernah menyakiti bawahan, sebagai karyawan tidak memanipulasi, sebagai
teman atau kawan selalu membantu dan meringankan beban, pendek kata,
selalu mengedepankan kepentingan orang lain dari pada dirinya sendiri.

Uswah sudah diberikan, bagaimana kita sekarang, kesempatan ada ditangan
kita, yang jelas Allah SWT memberikan kesempatan hidup kepada kita, dan
sekaligus memberikan segala kemampuan dan sarana untuk kita menjadi
survive, tentu ada sesuatu dibalik itu, dan tidak ada alasan bagi kita
untuk tidak survive, tantangan terbesar adalah diri kita sendiri, bukan
eksternal kita, peluang begitu luasnya, coba kita perhatikan laut,
setiap hari para nelayan berusaha menangkap ikannya dengan harapan yang
besar, tapi toh ikan tidak habis-habis, subhanallah, betapa banyak
karunia Allah, yang tidak akan habis untuk di eksploitasi.

Peluang begitu banyak, tapi jangan berangan-angan mencapai dengan mudah,
mimpi kali yee…, tapi diperlukan kerja keras, dan sikap
kehati-hatian untuk tidak terjerembab, dengan merasa sudah berhasil,
lalu berfoya-foya, disinilah arti kehidupan, dari angka nol besar kita
mulai menapaki, lalu secara bertahap kita lalui sunnatullah, maka ketika
kita belum berhasil – untuk tidak boleh dikatakan gagal – kita
bersabar dan pantang berputus-asa, karena nilai itu sendiri juga
terletak pada usaha tanpa kenal lelah dan tanpa menyerah, dan jika kita
berhasil, maka pantang bersenang-senang, ditengah perjuangan saudara
kita sesama muslim, yang sedang menderita.

Tidak perlu kita membuat daftar kambing hitam atas ketidak berhasilan
kita, karena kambing hitam itu adalah diri kita sendiri, rasulullah
sejak belia adalah pekerja keras, dan itulah perjuangan, dibutuhkan
kesungguhan, keuletan, ketangguhan, kedisiplinan, optimisme menatap
kedepan, sehingga adanya sebuah jaminan dari diri kita sendiri, bahwa
kita survive dunia dan survive di akhirat. Mari berjuang mengaplikasikan
ayat diatas!

Previous
Next Post »
Show comments
Hide comments